Posted by: sopyanmk | 19/03/2020

PEMBELAJARAN ONLINE ERA VIRUS CORONA


[1]

 

Penulis belum bisa membayangkan hikmah dibalik merebaknya COVID-19 yang membuat seluruh dunia ketar ketir. Wuhan, Francis, Italia, dan beberapa negara sudah mulai melakukan tindakan lock down. Kegiatan pertandingan olahraga  yang populer di  berbagai belahan dunia sudah menghentikan sementara. Kegiatan bisnis dan kegiatan kenegaraan dihentikan untuk sementara. Indonesia yang awalnya mencoba menangani wabah virus ini dengan cara diam-diam demi terjaganya stabilitas sosial terpaksa melaksanakan tindakan secara terbuka.

Imbas pada dunia pendidikan di Indonesia adalah dengan melakukan langkah menghentikan kegiatan pembelajaran selama dua minggu dengan teori wabah virus yang bertahan selama 14 hari dapat hilang di lingkungan sekolah. Begitupun peserta didik dapat menjaga kesehatan dan memastikan mereka berada dalam kondisi sehat dan siap melanjutkan kegiatan pembelajaran. Sebuah langkah cerdas dan harus didukung oleh berbagai pihak hususnya para tenaga pendidik dan tenaga kependidikan serta berbagai share holder di dalamnya.

Mengubah kegiatan pembelajaran yang biasanya berada di lingkungan sekolah menjadi kegiatan pembelajaran di rumah (home learning) tentu membawa konsekuensi bagi berbagai pihak. Orangtua yang biasanya seolah-olah menyerahkan semua tanggungjawab pendidikan kepada sekolah, kali ini harus berpartisipasi aktif mendampingi peserta didik pada waktu melaksanakan pembelajaran yang diberikan oleh gurunya. Orangtua juga harus proaktif dan terus berkomunikasi dengan guru bidang studi atau wali kelas ketika menemukan permasalahan pada saat putra-putrinya melaksanakan kegiatan pembelajaran.

Aktor utama dari kegiatan home learning adalah guru. Reaksi guru cukup beragam, ada yang merasa bahagia karena bisa berlibur dan memberikan tugas alakadarnya. Ada juga guru yang bersemangat karena bisa unjuk gigi kemampu dan pembelajaran digitalnya kepada peserta didik yang selama ini terbatasi oleh gedung dan ruang kelas. Tidak sedikit pula guru yang kebingungan memahami istilah home learning, distance learning, atau online learning, sehingga tak jarang menjadi salah memaknainya.

Kondisi ini pada era sekarang tentu bisa dijadikan momentum terutama dengan kebijakan MERDEKA BELAJAR yang digaungkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Gagasan visioner dari gedung kementerian sejauh ini faktanya masih belum bisa diejawantahkan dalam kelas-kelas secara optimal. Tidak mudah memang mengubah paradigma pendidik dan peserta didik menjadi lebih mandiri dalam melaksanakan pembelajaran yang aktif dan independen. Perlu reformasi job description di lingkungan pendidikan. Sehingga batasan-batasan strukturan dapat saling memahami TUPOKSI masing-masing. Pengalaman penulis pada waktu memberikan pelatihan kepada guru-guru sasaran, keluhan guru sasaran adalah kebijakan atasan langsung (kepala sekolah/pengawas) sering membuat langkah guru canggung untuk membuat inovasi. Misalnya, guru lain atau kepala sekolah kurang nyaman ketika kelas menjadi riuh karena peserta didik melampiaskan ekspresinya ketika pembelajaran berlangsung sangat menyenangkan.

Kembali kepada situasi saat ini, secara kasat mata para guru yang seharusnya memanfaatkan teknologi untuk menjembatani situasi krisis tanpa mengurangi esensi dari kegiatan pembelajaran. Sederhana saja, bagaimana media yang saat ini dipegang oleh peserta didik dapat dioptimalkan. Seliweran berbagai media belajar yang sudah terkenal muncul di WAG (whatsapp group) atau media sosial lainnya. Namun media yang sedemikian banyak dengan fasilitas yang luar biasa hanya menjadi bacaan saja karena masih banyak guru-guru yang tidak mengetahui tata caranya. Mengapa? Karena minimnya pelatihan yang diberikan kepada guru mengenai pembelajaran melalui media daring. Pelatihan saat ini masih berkutat pada penguatan RPP dan teknik pembelajaran klasikal. Permasalahan lain adalah ada beberapa sekolah yang melarang peserta didik membawa telepon seluler ke sekolah. Sekolah banyak yang masih berkutat di area itu.

Diperlukan langkah revolusional dalam mengubah paradigm guru hususnya yang mengajar di sekolah swasta dan tidak memiliki latar belakang pendidikan yang linier. Permasalahan lain adalah ketidak seriusan guru dalam menjalankan profesinya sebagai pendidik. Padahal secara kasat mata peserta didik sudah berinteraksi dengan gadget sejak usia dini. Maka membuat pembelajaran di dunia digital dengan cara yang lebih interaktif akan mendorong peserta didik untuk menikmati kegiatan belajarnya dengan menggunakan fasilitas yang berada dalam genggamannya. Kemalasan peserta didik untuk membaca buku manual bisa disiasati dengan tulisan-tulisan menarik dengan latar belakang dan tampilan yang lebih menarik.

Untuk itu, ayo kita mengubah paradigm kita dalam melayani peserta didik dan menjalankan profesi guru dengan menggunakan segala sumber yang ada, saat ini fasilitas yang memungkinkan untuk itu semua adalah teknologi digital. Jadi kenali dunia digital yang relevan dengan segala aktivitas keseharian kita. Jangan hanya jadi penonton dan penikmat namun kita tertinggal jauh dibelakang. Kalau hanya menggunakan fasilitas ponsel hanya sekedar untuk memfoto tugas yang sudah ditulis di kertas kemudia dibagikan kepada peserta didik, sadarlah kita sudah jauh tertinggal. Namun tidak ada kata terlambat, karena belajar sepanjang hayat adalah perintah Yang Maha Kuasa Allah SWT.

#EdisiMotivasiDiri

[1] Ditulis oleh Sopyan Maolana Kosasih (Praktisi Pendidikan), 17 Maret 2020


Responses

  1. Semoga kita dilindungi allah swt dari segala penyakit amiiin

    • Bersama kita lawan covid-19 💪💪
      Semua aktifitas termasuk aktifitas didunia pendidikan menjadi terhambat,tapi bukan berarti harus menyerah dengan keadaan ini,dengan adanya pembelajaran digital seperti ini segala keterbatasan belajar menjadi terelakan,terima kasih sudah memberikan wawasan dan motivasi baik kepada siswa dan kami orang tua bahwa ditengah keterbatasan,dengan adanya digital education kegiatan pembelajaran masih tetap bisa dilakukan,semangat sehat,disiplin bersama lawan covid 19

    • Bersama kita lawan covid-19 💪💪
      Semua aktifitas termasuk aktifitas didunia pendidikan menjadi terhambat,tapi bukan berarti harus menyerah dengan keadaan ini,dengan adanya pembelajaran digital seperti ini segala keterbatasan belajar menjadi terelakan,terima kasih sudah memberikan wawasan dan motivasi baik kepada siswa dan kami orang tua bahwa ditengah keterbatasan,dengan adanya digital education kegiatan pembelajaran masih tetap bisa dilakukan,semangat sehat,disiplin bersama lawan covid 19

  2. Mn0858767@gmail.com

  3. Lebih baik di rumah ajj


Leave a comment

Categories