Posted by: sopyanmk | 03/04/2022

Meng-Among Murid dengan Pendekatan Pembelajaran Berdiferensiasi dan Pembelajaran Sosial Emosional*


Meng-Among Murid dengan Pendekatan Pembelajaran Berdiferensiasi dan Pembelajaran Sosial Emosional

Kita sudah mengetahui bahwa maksud dari pemikiran Ki Hajar Dewantara guru itu harus menjadi among bagi murid-muridnya tidak lain dan tidak bukan supaya murid mampu bertumbuh sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zamannya. Murid dengan segala keunikannya perlu dipahami oleh guru sebagai potensi dasar yang harus dilejitkan untuk masa depannya. Guru sebagai among tentu tidak sekedar menjadi teladan dengan menunjukkan perilaku baik kepada murid namun guru juga harus peka terhadap segala macam situasi yang dihadapi murid ketika berinteraksi di kelas dan di sekolah. Melalui tuntunan yang tepat dan perlakuan yang tepat kepada murid sehingga ia merasa diayomi dan dihargai oleh guru khususnya dan oleh teman-teman di sekitarnya.

Tumbuhnya kondisi ini tidak lepas dari pengkondisian yang tepat dari guru ketika berdiri di depan kelas dan melakukan interaksi baik dalam pembelajaran atau dalam komunikasi biasa. Guru yang sudah membangun keyakinan kelas untuk membuat lingkungan yang ideal dimana para murid bertumbuh lalu guru memberlakukan sebuah perlakuan pemeliharaan potensi murid dengan pendekatan pembelajaran yang berdiferensiasi. Pendekatan ini diharapkan akan menjaga tumbuh kembang murid sesuai potensi yang dimilikinya. Murid akan mendapatkan penghargaan yang layak dari guru dan teman-temannya ketika ia belajar. Murid akan selalu merasa mampu menyelesaikan tugasnya dan percaya diri ketika berhadapan dengan permasalahan-permasalahan yang ada. Tidak memandang apakah mereka memang memiliki kecerdasan yang diatas rata-rata atau kecerdasan yang biasa, karena murid akan selalu mendapatkan penghargaan yang setara.

Untuk memaksimalkan potensinya, murid akan mendapatkan bimbingan bagaimana ketika menghadapi masalah dengan pendekatan “Keterampilan Sosial Emosional”. Murid tidak hanya belajar mengendalikan dirinya namun akan belajar juga bagaimana berempati dengan lingkungan sosialnya. Bahkan bagaimana mengambil keputusan dan bekerjasama dengan teman atau dengan gurunya. Ketika murid-murid ini sudah mampu mengejawantahkan keterampilannya dalam kehidupan sehari-hari maka ia akan dapat beradaptasi dan berkolaborasi dengan lingkungan sekitarnya dengan baik.

Setelah belajar coaching saya merasakan banyak hal yang harus diperbaiki dalam memerankan diri sebagai guru. Guru yang selama ini hanya sekedar datang ke kelas menyampaikan materi pelajaran dan melakukan evaluasi tanpa mempedulikan situasi dan kondisi murid. Akibatnya banyak hal yang terjadi diluar pengharapan saya sebagai guru dan akhirnya cenderung menyalahkan murid yang tidak menaati aturan dan tata tertib sekolah. Peran guru ketika melakukan coaching sangat signifikan karena akan melatih keterampilan berpikir murid untuk bertanggung jawab terhadap permasalah yang dihadapinya. Bisa dibayangkan jika murid terlatih mengambil keputusan yang positif dan bertanggungjawab maka ia akan tumbuh menjadi pribadi matang dan tidak mudah terpengaruh oleh pengaruh-pengaruh yang negatif.

Beberapa langkah yang harus selalu menjadi pegangan guru ketika melakukan proses coaching adalah dengan metode TIRTA:

  1. Tujuan, guru harus memiliki keterampilan dalam proses coaching untuk menetapkan tujuan supaya fokus dan tepat sasaran
  2. Identifikasi, guru harus mampu mengidentifikasi potensi coachee dengan pertanyaan-pertanyaan yang tepat sehingga coachee dapat memahami pertanyaan dan menjawabnya dengan tepat
  3. Rencana Aksi, guru juga harus mampu mengajukan pertanyaan mengenai rencana aksi murid untuk menyelesaikan masalah.
  4. TAnggungjawab, guru harus mampu mengajukan pertanyaan yang mengarahkan agar coachee menjelaskan siapa saja yang akan terlibat dan bagaimana melakukan rencana aksinya.

Proses ini perlu dilakukan secara berkelanjutan berlatih dan meminta masukan dari komunitas sehingga setiap saat guru semakin ahli menjalankan proses coaching kepada murid. 

Bisa dibayangkan jika murid berada dalam lingkungan yang luar biasa sebagai berikut:

  1. belajar dengan suasana merdeka
  2. Bertemu dengan guru yang memiliki visi dan berjiwa pemimpin
  3. Ketika bermasalah akan bertemu dengan manajer yang baik,
  4. Belajar yang sesuai dengan kemampuan setiap individu
  5. Memiliki keyakinan kelas yang selalu terjaga
  6. Bersosialisasi dengan keterampilan sosial emosional yang benar
  7. Mendapatkan coaching dari guru yang hebat

Bisa dipastikan ke depan para murid akan menjadi pribadi yang mulia


Leave a comment

Categories