Posted by: sopyanmk | 14/12/2021

Refleksi Menciptakan Lingkungan Disiplin Positif (Modul 1.4)


Setelah belajar tentang disiplin positif saya merasa pemahaman saya selama ini kurang tepat. Karena disiplin yang saya yakini adalah kepatuhan tanpa syarat terhadap aturan yang sudah ada. Sehingga murid dipaksa untuk mengikuti walau mereka tidak memahami apa yang mereka lakukan. Sehingga untuk menjalankan disiplin saya sering memainkan peran kontrol yang disesuaikan dengan kondisi terbaik sesuai dengan karakteristik anak yang saat itu saya meyakini kebenarannya. Kadang-kadang saya menjadi pengontrol, pembuat rasa bersalah, teman, dan penghukum. Hampir jarang saya memerankan sebagai manajer. Mengapa saya melakukan itu karena saya belum memahami dengan baik apa itu kebutuhan dasar manusia yang sangat universal. Maka ketika saya membuat keyakinan kelas, hasilnya masih belum maksimal karena masih banyak aturan dan merasa makin banyak makin lengkap, padahal ternyata menurut teori makin banyak makin sulit murid mengikuti dna mematuhinya. Banyak sekali saya disadarkan dan diingatkan bahwa selama ini belum menjadi yang terbaik. Tentunya saya harus berusaha keras untuk mewujudkan itu semua karena tidak ada kata terlambat. Masih ada kesempatan untuk memulai dan merawat tanaman untuk tumbuh subur dan jauh dari segala penyakit yang akan mengganggu pertumbuhannya.

Saat ini saya merasa masih belum maksimal karena ketika mendapatkan materi ini suasana sekolah sedang melaksanakan Penilaian Akhir Semester, hanya sedikit saja yang dilakukan untuk memotivasi murid dengan menanyakan apa yang direncanakan untuk mengikuti PAS secara personal. Karena kebijakan sekolah tidak boleh melakukan aktivitas lain pada saat pekan PAS.

Pernah, pada waktu mendapatkan materi restitusi saya berada pada masa transisi pindah sekolah. Namun di sekolah baru saya menerapkan kepada salah satu murid yang suka tawuran. Saya mencoba menjadi manajer ketika ada murid saya yang berkelahi karena bercanda saling mencoret botol minum awalnya. Lalu saya melakukan pengkondisian terhadap kejadian perkelahian. Setelah itu saya melakukan validasi atas kejadian tersebut. Sebelum meminta mereka mengemukakan hal yang harus mereka lakukan untuk memperbaiki situasi karena melanggar keyakinan kelas saya meminta mereka saling memandang. Ternyata mereka malah meledak tertawa dan ahirnya berpelukan. Mereka sepakat melupakan dan meminta maaf kepada teman sekelasnya. Mereka juga berjanji tidak mengulang lagi perbuatan tersebut. Adapun tindakan yang mereka lakukan adalah selama seminggu duduk satu meja dan kalau istirahat mereka akan bersama untuk saling mengenal.

Setelah belajar modul ini ada beberapa hal yang harus saya perbaiki, yaitu:

1. Melakukan komunikasi kembali mengenai keyakinan kelas

2. Mengenal kebutuhan dasar murid-murid

3. Selalu berusaha memerankan diri sebagai manajer dalam setiap kesempatan

4. Memberikan rasa nyaman dan aman sehingga murid percaya saya adalah bagian dari solusi dari masalah yang dihadapinya.

5. Berbagi ilmu ke guru lain mengenai restitusi dan kebutuhan dasar serta peran kontrol.

Sebagai pribadi menjadi penting untuk mengenal kebutuhan diri sehingga bisa mengontrol tindakan kita ketika berada dalam berbagai situasi dan kondisi yang berbeda. Sebagai pemimpin pembelajaran materi ini menjadi krusial karena tentu akan berdampak kepada murid dan lingkungan sekolah secara keseluruhan jika menginspirasi guru-guru dan melakukannya secara sinergi.

Untuk memberikan dampak dari modul ini saya akan mempraktikan dulu kepada murid sehingga membawa perbaikan baik tingkat kepatuhan mengerjakan tugas maupun ketika mereka berinteraksi dengan adik kelas maupun dengan guru-guru. Karena dengan terjadinya perubahan akan menimbulkan kepenasaranan guru lain agar meraka ingin tahu lebih dalam dan bahkan mempraktikan bersama.

Hal lain yang bisa jadi menunjang adalah dengan menerapkan kepemimpinan individu. Setiap individu harus memegang peran dalam kegiatan kelas sehingga semuanya merasa berkontribusi terhadap keberhasilan kelas.

Langkah-langkah yang akan saya lakukan adalah:

1. Berkomunikasi dengan Kepala Sekolah sebagai pemimpin sekolah mengenai gambaran kemajuan dan dampak dari pelaksanaan modul ini.

2. Berkomunikasi dengan guru-guru mengenai modul dan praktik yang sudah dilakukan terutama dengan guru BK

3. Berkomunikasi dengan orangtua secara intensif sehingga terhadi sinergi apa yang dilakukan di sekolah menjadi satu suara dengan di rumah

4. Berkomunikasi dengan murid-murid mengenai keyakinan kelas, kebutuhan, dan disiplin positif yang secara perlahan dilaksanakan dan tentu diberikan apresiasi dan pendampingan yang optimal. 

Itulah refleksi dari Modul 1.4 yang membuat otak bergejolak dan memaksa diri untuk bergerak mengerjakan segera.

Salam Guru Penggerak: Tergerak, Bergerak, Menggerakan!


Leave a comment

Categories